Tuesday, January 19, 2016

Bakso Nano-Nano 22 TAMAT



Bakso Nano-Nano 22 TAMAT

By: yanz


-Munif POV-

Beberapa orang menepuk bahuku, berusaha menabahkanku. Aku tersenyum getir mempersilahkan para pelayat yang akan pulang

Pemakaman Dendy baru saja dilaksanakan namun rumahku masih terlihat ramai dari tetangga maupun para sahabat yang membantu mengurusi acara pemakaman.

Mataku sudah kering, walaupun terlihat sembab. Aku masih mampu mengendalikan emosi sedihku di depan banyak orang dan bersikap normal dan bijak sebagai mestinya tuan rumah.

Terlihat para ibu-ibu tetangga sibuk memasakkan hidangan untuk acara tahlilan malam ini, suasana gotong royong yang masih terasa di desa pinggir kota ini.

Aku menatap teman-teman adikku, Bagas, Anto, Putra dan Restu yang duduk di depan rumah mengenakan pakaian hitam. Mereka yang terlihat suram dan kelelahan aku hampiri, "Sudah seharian kalian disini.. Istirahat lah.." pintaku sambil tersenyum tipis.

"Gak kak, kami mau memberikan penghormatan terakhir bagi Dendy..." ucap Bagas. Yang lain mengangguk.

Mataku berkaca-kaca, aku mendongak untuk menahan tangis dan memaksakan senyum. Kutepuk bahu mereka bergantian, "Terimakasih.. Dendy pasti senang memiliki kalian.."

Mereka bangkit merapikan bangku-bangku yang ada di halaman rumah tersebut, dengan cekatan dan semangat membantuku untuk acara pemakaman ini.

Dari dalam rumah Linda datang dan berbisik, "Santan kelapanya kurang Nif.." ucap Linda. Dia juga gak ada pulang, saat tau Dendy meninggal dia yang awalnya ada di rumah langsung datang, mendampingiku mengantar jenazah ke rumah dan membantu ibu-ibu di dapur untuk menyiapkan hidangan.

Aku pun menyerahkan sejumlah uang, "Belikan apapun yang diperlukan ya.. Kalau bisa dilebihin dari perkiraan.." ucapku tanda memberikan kepercayaan pada Linda untuk kesiapan hidangan.

Pagi tadi, semua teman-teman sekolah maupun guru-guru Dendy juga datang, tante Siska dan Om Franz juga datang. Hanya Nathan yang tak terlihat batang hidungnya.

Saat di rumah sakit kemarin Nathan down berat, nyaris pingsan dan tak berdaya. Membuatku terpaksa menghubungi orang tuanya datang untuk menjemput Nathan.

Sebenarnya aku marah dan kesal, rasanya aku ingin membunuh Nathan atau paling bijak melaporkannya ke polisi karena dia Dendy meninggal.

Tapi aku urungkan niat itu. Aku tak mau memperkeruh keadaan apalagi rasa seganku terhadap Om Franz dan Tante Siska. Tak mungkin mereka sanggup menerima kenyataan bahwa anak semata wayangnya telah menyodomi adik kesayanganku dan menyiksanya hingga meninggal.

Sakit, rasanya aku benar-benar sakit jika melihat kondisi adikku yang menggenaskan.

Tapi aku mencoba mengikhlaskan semuanya, aku mencoba mengendalikan emosiku. Kematian ini mutlak takdir dari Tuhan.

Aku mencoba bersabar dan menerima kenyataan bahwa ini adalah musibah yang pada kodratnya akan dirasakan semua manusia.

Ada kalanya kita bahagia, ada kalanya juga harus terpukul sesakit ini. Aku mengusap dadaku berkali-kali..

Mencoba easy going saja dan menyibukkan diri mengurusi tahlilan agar kesedihanku lebih terlupakan.

"Kak Munif!" Restu kembarannya si Putra menangkap tubuhku yang nyaris roboh. "Kakak kenapa? Pasti lelah seharian gak ada istirahat. Kakak juga belum makan sejak kemarin.." ucapnya cemas.

Aku memaksakan senyum walau sebenarnya kepalaku pusing dan tubuhku lemas, "Gak papa kok.."

"Kakak sebaiknya istirahat dulu ya di kamar? Kami semua bakal urus acaranya. Serahkan pada kami.."

"Gak enak ngerepotin kalian.." ucapku lemas.

"Gak kok.. Kami dengan senang hati ngebantu kakak.. Apalagi ini untuk Dendy.." Restu menggandeng tanganku, berusaha memaksaku ke kamar. Aku pun menyerah, sepertinya aku memang perlu berbaring. Tubuhku remuk rasanya.

Sampai ke kamar Restu pamit keluar setelah membaringkan badanku, aku menatap dinding biru yang ditempeli beberapa foto kami berdua dan juga kasur kecil yang memiliki banyak kenangan.

Aku ingat, hari terakhir aku dan Dendy di kasur ini. Dimana dia mengungkapkan keluh dan kesahnya. Entah mengapa aku menyesal menyemangatinya hari itu.

Aku berbaring, meraba kasur dingin itu. Air mataku kembali tergenang, ini salahku...

Seharusnya aku tak menguatkan tekatnya mendapatkan hati Nathan, hingga obsesinya itu membuatnya berakhir..

Tuhan, aku bukan kakak yang baik.. Dendy, maafin kakak dek.. Kakak gak bisa jagain kamu. Kakak kangen adek...

Sekarang kakak benar-benar sendiri, gak ada lagi yang bisa nguatin kakak..

Sedih, kesal, marah dan penyesalan semua membaur jadi satu.. Nathan, rasanya aku sulit sekali memaafkannya. Aku bertahan hanya karena jasa orang tuanya, aku berusaha tau diri.

------

Disini aku sekarang, di depan kamar Nathan. Beberapa hari lalu orang tua Nathan datang ke acara tahlilan almarhum Dendy, mereka menceritakan semua tentang Nathan. Gimana kondisi Nathan yang memburuk, bersikap seperti mayat hidup yang tak bergairah dan hanya menghabiskan waktu di kamar saja.

Jujur, aku sudah tak perduli. Aku mati rasa. Tapi kesungguhan orang tua Nathan membuatku tak enak, mereka sudah aku anggap seperti orang tua sendiri. Aku segan menolak permintaan mereka yang memintaku tinggal bersama mereka untuk menemani Nathan.

Sehingga, tiga hari setelah kejadian itu saat hatiku sedikit tenang, aku pun memutuskan datang. Tadi di depan pintu Tante Siska menyambutku dengan hangat dan mendorongku ke kamar Nathan, sedangkan Om Franz katanya sedang di kantor.

Aku memegang gagang pintu sedangkan tangan kiriku meremas sepucuk surat yang Dendy titipkan saat ia sempat sadar, aku mulai menghela nafas panjang dan memantabkan hati membuka pintu.

Nathan terlihat shock saat melirikku, dia terbaring di kasurnya dengan tangan terlipat di atas perut. Aku melirik nampan berisi nasi dan susu yang tak tersentuh sama sekali.

Saat aku jalan mendekat, Nathan membuang muka. Perasaan sekarang, sama persis seperti pertama kali kami bertemu. Aku merasakan kalau dia gak lebih dari bocah songong dan manja. Aku bersikap dingin seperti dulu, gak bisa berakting perduli padanya.

"Ehm.. Ini ada sesuatu yang Dendy titipkan untukmu. Baru sempat aku berikan."

Nathan mengambil surat itu dengan tangan bergetar. Lama dia menatap surat itu hingga akhirnya dia menarik nafas panjang untuk membuka isi surat itu.

"Nathan.. Aku tak tau harus apa lagi agar kau memandangku?

Apa aku benar-benar tak punya harapan berada disisimu?

Than, aku lelah.. Aku putus asa..

Aku rela menuruti semua maumu, bersabar untukmu dan menunggumu berhari-hari di taman itu.. Kenapa kau tak perduli?

Bahkan saat aku sakit seperti sekarang kenapa kau tak menjengukku?

Aku mengutuk diriku sendiri atas rasa rindu dan cinta yang aku rasakan. Kenapa aku? Aku benar-benar lelah..

Apa aku harus mati dulu untukmu agar kau memandangku?

Than, aku benar-benar merasa lelah dan sakit.. Tubuhku, hatiku.. Rasanya aku sudah gak tahan.

Tapi bagaimanapun aku tak bisa menahan cintaku.. Aku masih mencintaimu Than.. Bisakah anggap aku? Aku mencintaimu.

Tapi aku rasa cukup, ini adalah perjuangan terakhirku. Aku lelah.. Aku tak akan mengejarmu lagi.." itulah bunyi isi surat yang Dendy tuliskan.

Nathan terdiam kaku, lelehan air mata terus mengalir dalam kediamannya. "Perjuangan yang benar-benar berakhir.. Sekarang kau meninggalkanku dalam sesal."

Hingga akhirnya dia bergerak bringas meremas rambutnya geram, "Aaaaarrrghh.. Gue brengsek!!! Ini salah gue.. Gue bunuh Dendy... Gue gak tahan hidup kaya gini. Bunuh gue Nif, Munif bunuh gue sekarang biar lu puas!! Biar gue gak perlu dikejar perasaan bersalah kaya skarang!!!"

Aku terdiam, menatap dingin ke arah Nathan yang menangis histeris, "Iya aku ingin sekali membunuhmu.." desisku. Mata Nathan membulat, menatapku shock, "Tapi membunuhmu tak akan membuat Dendy hidup kembali..."

"Maaf.. Walaupun gue gak layak dimaafin.. Gue kehabisan kata-kata. Gue gak percaya kalau Dendy beneran sudah gak ada.. Gue gak mau ini terjadi.." Nathan menunduk sambil meremas sprei kasurnya.


"Hidup ini kaya Nano-nano.. Penuh rasa dan warna. Gak selalu manis ada kalanya asam." ucapku dingin.

Nathan mendesah pelan, "Hah.."

"Kan sudah kukatakan waktu menjemputmu, jangan menyesal apalagi menangis kalau Dendy kenapa-kenapa. Karena ini pilihanmu bukan? Kenapa kau menangis dan menyesalinya sekarang? Harusnya kau tau bahwa ini yang akan terjadi."

Nathan meremas tangannya, tangisnya semakin menggema saat mendengar kalimatku itu. Ingin sekali aku menuduhnya mati-matian. Tapi aku kembali sadar, aku disini diharapkan menenangkan Nathan bukan menjatuhkan mentalnya, lagi pula aku calon psikolog. Aku mencoba membuka pikiran dan memahami posisi yang Nathan hadapi. Benar kata fakta, jika penyesalan itu selalu datang belakangan.

Nathan adalah Cowok remaja yang sangat labil, tapi bagaimana pun dia masih di bawah umur. Masalah seperti ini pasti mengguncang batinnya. Yang dia perbuat pasti membuatnya merasa sangat bersalah yang sangat berlebihan, kecewa dan takut yang campur aduk membuat batinnya tertekan dan itu membuat trauma yang sangat sulit dia lupakan untuk selamanya.

Aku menarik nafas dalam, berusaha tidak hanya mengambil sudut pandangku tapi juga sudut pandangnya.

Aku mendekat, kutarik surat itu dari tangannya dan menyimpannya dalam kantongku.

"Mungkin kita harus membuat suatu kegiatan baru sehingga tidak ada cukup ruang kesedihan itu masuk dalam hati kita." ucapku.

Nathan masih diam, "Dia sudah tenang, sebaiknya jangan hambat kehidupan barunya dengan kesedihan. Hidupmu harus tetap berjalan, kesedihan ini hanya masalah waktu. Kesedihan adalah perasaan yang pasti dirasakan setiap orang, kamu gak sendiri. Tuhan itu adil, dimana Ia memberikan porsi sedih dan bahagia yang seimbang pada tiap umatnya. Tergantung pada kita, apa mampu mensyukuri anugerahnya itu."

"Maaf.." lirih Nathan lagi.

"Sudahlah.. Kita sama-sama kehilangan disini, dan kita harus belajar membiasakan diri dengan keadaan baru." aku mengusap kepala Nathan walaupun batinku menggerang ingin sekali menendangnya ke jurang.

"Gue jahat.. Gue yang ngebunuh Dendy.. Maaf..." Nathan menangis sesegukan sambil menundukkan wajahnya.

Aku menatapnya datar, "Tolong jangan bahas ini lagi. Aku terlalu lelah untuk marah dan membencimu. Aku anggap ini takdir dan melupakan semua perbuatanmu. Tapi satu hal yang ingin aku katakan, bagaimana rasanya penyesalan? Tak enak bukan? Maka dari itu, kedepannya aku harapkan kau jangan gegabah.. Jangan lagi menyia-nyiakan orang yang berarti. Jangan terjatuh pada lubang yang sama. Anggap saja Dendy adalah pelajaran buatmu, dia mampir untuk memberikan peringatan bahwa hidup itu gak mudah."

Tangis Nathan makin pilu setiap kalimat dari bibirku berbunyi.

Aku harus apa? Rasanya kekakuan di dalam hatiku tak mampu membuatku kasihan padanya. Rasanya semua cinta yang pernah aku rasakan padanya musnah..

Rasa kecewaku terlalu besar.

Berat rasanya aku mengikhlaskan adik semata wayangku. Tapi aku bisa apa? Dendam pun tak akan membuat Dendy kembali hidup, aku mencoba kembali mempelajari hidup ini agar aku bisa membuka lembaran baru lagi dan membuang penyakit hati yang menempel padaku. Aku harus belajar dewasa dan menghilangkan niatan jahatku terhadap Nathan. Tuhan, kuatkan batinku, sabarkan aku dan berikan aku ketabahan serta kedewasaan menghadapi kondisi sekarang.

Aku menghela nafas berat, kutarik pinggangnya mendekat dan mendekap Nathan. Dia terdiam. Ini langkah baruku dan tujuan baruku yaitu mengubah Nathan menjadi lebih baik.

Aku dan Nathan, akan menjadi makhluk yang lebih baik.

Maaf TAMAT

Mungkin part terakhir ini gak terlalu greget dan berkesan tapi aku nyisipin pesan moral aja. Kalau kesabaran itu penting dan jangan sia2in cinta yg tulus.

Sebenarnya aku masih mau lanjut sampe nathan dan munifnya kembali jatuh cinta terus konfliknya adalah ortu nathan yg gak sengaja memergoki mereka yang lagi 'berhubungan' tapi gairah nulisku benar2 hilang.

Kayanya cuma ada dua pilihan buat aku, berhenti jadi penulis atau vakum jangka panjang.

Aku terbebani karena rasa ga enak bikin kalian yg antusias sama cerita aku tapi aku buat kalian nunggu lama.

Seandainya aku nulis cerbung lagi, mungkin aku tamatin dulu sebelum aku posting biar kalian ga nunggu lama.

Aku ga cocok jadi penulis cerbung or novel, karena aku moody. Dlm sehari aku bisa nulis 3 cerita tapi kalau ga mood dua bulan pun gak menghasilkan apa2.

Anggap aja ini happy ending karena mereka bakal memulai hidup yang lebih baik.

Maaf banget reader bikin kalian kecewa sama endingnya.

Cuma ini kemampuan aku.

43 comments:

  1. kau sangat hebat dlm mnulis ini, sampai samapai air mata saya tdk bsa saya tahan..
    Smga smuanya hdp dng lancar.. 😊

    ReplyDelete
  2. Bro klo mau kirim tulisan alias numpang majang karyaku lewat mna? Ada email gak mohon jwb

    ReplyDelete
  3. It's really an awesome story. I like it very much. Even, I wish you can continue the story. I become so interested and want to know the real people in the story in order to

    ReplyDelete
  4. The story you wrote really made me so impressed even I can feel the story and cry of this.

    ReplyDelete
  5. Anjirrr gua nangiss Haha.baper guaaaa

    ReplyDelete
  6. Sedih amat nih kisah ny ampe gk ke bayang akhir nya kaya gini , gua kira in dandy ny idup lagi kya mati suri hehe sedih....

    ReplyDelete
  7. Membuatku jd super baper... keingatan bfku yg amat kucintai. Aku gak mau bkal hal bgni terjdi dg kmi. Thanks bget buat gue jd nangis & sesak dada menahan perasaan ini tiap baca cerita ini " Bakso Nano-Nano".

    ReplyDelete
  8. Membuatku jd super baper... keingatan bfku yg amat kucintai. Aku gak mau bkal hal bgni terjdi dg kmi. Thanks bget buat gue jd nangis & sesak dada menahan perasaan ini tiap baca cerita ini " Bakso Nano-Nano".

    ReplyDelete
  9. Penulis gemana sihhh... Kok bisa ya buat gwe sampe netesin air mataaaaa.... Cerita yg luar biasa... Love bakso nano-nano story...

    ReplyDelete
  10. Plis jangan berhenti jadi penulis lanjutin ceritanya plisss

    ReplyDelete
  11. Sangat bagus dan banjir air mata

    ReplyDelete
  12. Buat penulis,ini cerita terbaik dan paling berkesan sy baca dari awal soalnya

    ReplyDelete
  13. Cerita nya dari part awal sampai akhir
    Bagus banget. Tpi yang buat sedih knp ending nya nathan sma dendy nya kok gk bersatu jadi terharu pilu😐😭😢

    ReplyDelete
  14. Kalau ber1 jadi ngga bagus nantinya,

    ReplyDelete
  15. kebiasaan gua baca cerita langsung di endingnya, dan si ukenya mati, gua ngga jadi baca T_T

    ReplyDelete
  16. rela jadi kelelawar satu malam full ga tidur, sumpah gue nangis juga bacanya, please lanjutin.. penasaran gue gimana nasip nathan sesudah dendy mati..

    ReplyDelete
  17. Klo baca cerita yanz selalu pengen baca sampai akhir....

    ReplyDelete
  18. this a good stories, but saya pikir lebih baik Nathan membuka lembaran baru sampai akhirnya ketemu seseorang yang mirip dengan Deny pas dia masuk kuliah. sedangkan Munif ntah kenapa aku ngerasa dia cocok sama Linda�� itu cuman opini aku aja sih,,,,, overall it's perfect ����

    ReplyDelete
  19. Sumpah, bagus banget, malah kalau niatan mau di lanjutin sampai nathan dan munif kepergok ortunya, pesan moralnya kurang nyampe ke hati dan fikiran aku .... maaf ini cuma masukan

    ReplyDelete
  20. Sumpah keren banget jangan berhenti nulis.. kisahnya hampir sama dengan kisah hidup aku..aku sering menyia nyiakan dia.. hang tulus dengan selingkuh sana sinu.. but i promise always ada buat dia

    ReplyDelete
  21. Sumpah gue baca cerita ini dari jam 3 pagi - 8 pagi nonstop sangking penasaran lanjutannya dan gue sampai ngecrot gara2 adegan sex pertama nathan dengan dendy. Gila, pertama kali baca tulisan sehebat ini. Plis banget karang lanjutan ceritanya. Mungkin kisah dewasa nathan di bangku kuliah
    Gila, salut pokoknyaa..
    Yg mau kenal gue bisa DM twitter gue di 01putra_ Salam kenal :)

    ReplyDelete
  22. Gk ber kata kata buat cerita kakak yg satu ini... Makasih kakak yang udh bikin aku baper, aku sampai seharian nangis ��sumpah kak ini cerita Bakso Nano-nano ini adalah cerita paling bagus yg pernah aku baca selama aku hidup sampai sekarang,& mungkin cerita kakak ini satu satu nya cerita yg bikin aku ngeluarin airmata, seharian pula, bukan mengada ada tapi aku ngeungkapin apa yg aku rasakan. Kakak Jangan Berhenti plisss Hilvan minta ini dari kakak... tolong lanjutkan nulis nya ya kak. Uke ini (Hilvan/Aku)memohon pada mu ya kak Yanz ,plisss ��☺lanjutkan menulis nya. Ditunggu ya kak cerita baru lagi nya, jangan lupa bikin aku baper lagi ��Semangat buat kakak. Love You kak Yanz, aku Fans berat kamu kak Yanz ��☺ ,aku bakal nunggu cerita selanjutnya ya kak... Sekali lagi Love You, Makasih kak Yanz ❤❤❤

    ReplyDelete
  23. Sedih kisahnya..diolah dengan baik dengan.kisah percintaan antara dendy dan nathan miski terlarang tetapi berjaya membawa mesej yang cinta itu luas dan tidak dapat dikekang hadirnya.tahniah kang

    ReplyDelete
  24. Ada part part dimana cerita itu nyata di kehidupan saya,
    Terimakasih sudah membuat cerita ini sangat berkesan dan seakan nyata
    Goodjob.

    ReplyDelete
  25. Haaah knp harus sad ending sii

    ReplyDelete
  26. Haaah knp harus sad ending sii

    ReplyDelete
  27. Ceritanya dari awal sampai akhir bagus banget. Gw aja sampe nangis sesenggukan. Sampe mau telat berangkat kerja. Ceritanya memang seperti nano nano. Banyak banget kisah2 yang buat gw ga bisa move one buat baca dari awal sampe akhir.

    ReplyDelete
  28. Buat Sedih Ceritanya Bikin Hati Tersentuh Dan G Mau Melakukan Hal Yang Membuat Orang Lain Sengsara Demi Cinta Mereka Yang Tulus Dan Ingin Mendapatkan Perhatian Yang Seharusnya Didapatinya

    ReplyDelete
  29. Sad ending 😭😭😭😭😭

    ReplyDelete
  30. Oh my god!! This an awesome story �� asli bikin gue baper ����dan lupa waktu buat luangin baca dr awal sampe akhir. Lanjutin yaa ceritanya ditunggu Bang Yanz ���� good job������

    ReplyDelete
  31. Kenapa gk di lanjutin ceritanya gan.

    ReplyDelete
  32. Kak yanz napa ga dilanjuti:( jng asal main 'tamat'ajja please lanjuti

    ReplyDelete
  33. Emank gg smua ending brakhir sllu bahagia
    Jadi inget mantan w yg udah tenang istirahat dsna
    Padahal baru 4th dy sudah ninggalin w
    Miss u bonyo 😘😭😭😭

    ReplyDelete
  34. Teruntuk Yanz, terimakasih sudah membuat story hingga 22part seperti ini. Bakso Nano Nano, terdengar tidak jelas ketika melihat judulnya tetapi karena penasaran akhirnya saya melihat hingga part terakhir. Yanz, kamu sukses menghipnotis pembaca baper hingga nangis karena ceritamu itu. Dari ceritamu itu, aku punya pesan "Jangan menyia-nyiakan orang yang sayang denganmu karena jika dia sudah sayang denganmu, sudah pasti dia akan melakukan semua hal yang kau suka. Jika kau tinggalkan dia, maka engkau akan menyesal" yups inilah yang mungkin sesuai dengan akhir dari storymu ini. Entah apa yang ada dalam pikiranmu sampai membuat cerita yang endingnya sangat sedih sekali. Semoga sukses bikin cerita lainnya!!

    ReplyDelete
  35. adminnnnnn Kau harus tanggubg jawab gara gara admin gw jsdi nagis 3 hariiii kenapa inii.... tanggung jawab miinnn.....sambung lagi ceritanyaa yaa ammpuuunn kasin dendyy

    ReplyDelete
  36. Please!!!tolong dijwab sama yanz.
    Cerita lo bagus banget.
    Gua berharap lo lanjutin karya lo yg ini,ingat gua relain nggk tidur dari jam 9 mlem sampe 4 subuh(bacanya diselingi main game)padahal gua esoknya kerja.utk baja hasil karya lo yg sangat bagus ini.
    Tolong lo lanjutin cerita ini.
    Dan fyi gua sebenarnya udh baca blog ini udh lma tpi blom ampe selesai.karena psa itu gua lg nggk mood baca,dan juga pikiran gua pas itu cerita lo nggk banget,karena judulnya.dan skrg gua baru tau ternyata cerita lo bagus banget.
    Truss bekarya bro
    .

    ReplyDelete