Monday, February 8, 2016

Desa Loranten (Part 4)



Desa Loranten (Part 4)

By: Yanz

Enjoy it~~


“Kamu mulai lelah?’’ tanya Adam pada Fahmi yang dari tadi mulai menunduk beberapa kali untuk menghilangkan letih.

Fahmi menghela nafas, “Gak masalah buatku, kita harus segera menemukan Julian dan Arie.” Tekatnya.


Adam mengerutkan kening melihat Fahmi yang terlalu bersikeras sedangkan kondisinya tak memungkinkan ditambah lagi dengan luka-luka memar yang diberikan tentacle-tentacle tadi. Adam menahan bahu Fahmi, “Tunggu sebentar, aku melihat sesuatu yang aneh di kakimu. Emm di situ ada batu, kau duduk dulu disana.” Adam mengarahkan tubuh Fahmi ke batu tadi dan dia berlutut di hadapan Fahmi.

Adam ternganga melihat kondisi kaki sahabatnya itu. Tadi hanya luka ringsek tapi sekarang berubah menjadi merah kehitaman seperti luka bakar, terlihat beberapa bagian juga mengalami luka menganga bahkan mulai dihinggapi belatung. Fahmi langsung mendongak dan memejamkan mata saat dia melihat kondisi kakinya. Adam merobek celana Fahmi hingga lututnya, “Aaaakh... eeekhh..” Fahmi sedikit meringis saat ada kain yang menyenggol lukanya. Adam menepis satu persatu belatung yang ada.

“Fahmi, seharusnya kalian Gak terlibat. Aku minta maaf gak becus menjaga kalian.” Desis Adam dengan wajah muram.

“Kamu sudah berusaha Dam, kau pemimpin yang baik. Hanya saja kita sedang diuji sekarang dan kita harus bersatu untuk lebih kuat.”

“Hmm... Fahmi.. kamu pucat, apa kamu yakin baik-baik saja?’’ Adam mengusap bibir Fahmi yang mulai memutih.

“Ah.. Aku baik-baik saja, aku hanya butuh minum. Haus sekali. Ayo kita lanjutkan perjalanan dan mencari sesuatu untuk diminum.” Ucap Fahmi sambil berusaha berdiri.

Adam menahan tubuh Fahmi agar tetap duduk, “Jangan terlalu banyak bergerak. Kau tunggu disini, jangan kemana-mana. Aku akan mencari minum.”

Fahmi hanya mengangguk pasrah jika Adam sudah tegas begitu. Adam menengok ke belakang sebentar memastikan kondisi Fahmi yang sedang duduk di atas batu di sebuah teras bangunan yang setengah terbakar. Adam menghela nafas berat, berjalan menyebrangi jalan, di belakang bangunan sana ada hutan. Berharap di sana ada sungai atau apa.

Adam yang mulai merasa gelisah mempercepat langkahnya hingga dia berlari. Adam terus menengok ke belakang, merasakan ada sesuatu yang sedang mengikutinya. Dan...

BRUUUZZZ...

Adam termundur saat di hadapannya muncul duri raksasa dari tanah, jika dia lambat bergerak bisa saja tubuhnya tertancap hidup-hidup di duri yang bentuknya kerucut itu.

Bruuuzzz... Bruzzzz... Bruuuzzz...

Muncul banyak duri yang lain nyaris memenuhi tanah di sekitar Adam. Dia berlari dengan cepat, berlari zig zag untuk menghindari tiap duri yang ada.

Dan SREEETZZ!

Ada ujung duri yang tumbuh memiring mengenai lengan Adam, dia mengalami sedikit luka di lengannya. Adam tetap berlari sejauh mungkin hingga akhirnya duri itu sudah tak mengejarnya lagi. Namun masalah kali ini adalah, Adam pergi terlalu jauh dari hutan. Dia sekarang bingung dimana dia berada dan bagaimana caranya menemukan Fahmi kembali.

Saat mencoba berbalik arah, dia langsung terperosot ke dalam sebuah lubang dari tanah yang mengalami longsor. Lubang itu cukup dalam, punggung Adam yang bergesekan dengan tanah dan krikil mulai panas karena gesekan kecepatan jatuhnya.

Bruussssh!!

Tubuh Adam sampai di dasar lubang yang ternyata berair. Air kehitaman yang berbau bangkai. Suasana lubang itu seperti gua, ada puluhan obor di dinding yang menerangi ruangan berbentuk lorong memanjang itu. Adam mendongak ke atas untuk melihat lubang dimana dia terjatuh. Sangat tinggi.

Dia menunduk melihat air yang menggenangi hingga betisnya itu. Wajah Adam mendadak tegang saat dia merasakan ada banyak benda yang merayap di kaki dan pundaknya. Saat menoleh ke arah kakinya, rupanya ada banyak kelabang besar seukuran tiga jari dengan panjang kurang lebih 30cm, berwarna merah kehitaman merayap di tubuhnya. Adam menepis makhluk itu dengan cepat, dengan wajah yang tetap tenang Adam menepis satu persatu binatang-binatang yang bermunculan dari air hitam itu. Adam merasa sangat geli saat ada salah satu kelabang yang berhasil merayap ke dalam bajunya di bagian punggung, dengan bringas Adam menabrakkan punggungnya ke dinding. “Aaaaaakhhh...” Adam menggerang merasakan makhluk itu menggigitnya sebelum kelabang itu mati.

Adam mengeluarkan bangkai kelabang itu dari bajunya dan meraba punggungnya yang langsung mengalami pembengkakan.

Adam berlari ke arah depan, berusaha keluar dari air hitam berbau busuk itu, sambil berlari dia harus membuang para kelabang yang berusaha menaiki tubuhnya.

Hingga akhirnya Adam menemukan cahaya terang di depan sana, dia percepat larinya. Air mulai surut dan saat sampai di dalam ruangan itu, tak ada air lagi yang menggenang. Adam terperangah melihat betapa indahnya ruangan terang itu. Dia menemukan harta karun, ruangan yang penuh dengan emas dan perhiasan. Ada emas batangan, kalung, gelang, pakaian ksatria, pedang dan berbagai benda unik lainnya dengan bahan emas, berlian, rubi dan mutiara.

Adam menelan air liurnya, “Sebenarnya saat ini gak cukup tepat untuk memikirkan harta. Bisa selamat dari neraka ini saja rasanya sudah menjadi anugrah. Tapi... gak ada salahnya aku mencoba peruntungan. Aku ambil saja yang ringan dengan jumlah secukupnya, berusaha agar tetap selamat maka gak akan ada penyesalan nanti jika aku bisa keluar menjadi kaya raya.” Ucap Adam tersenyum tipis.

Di pojokan terlihat ada banyak kantong kain yang sepertinya memang disediakan, kantong yang memiliki berbagai ukuran mulai dari yang kecil hingga yang sebesar karung.

Adam tak mau serakah, dia mengambil kantong ukuran sekecil genggamannya. Dia memilih berlian saja, mengetahui jika dengan jumlah kecil saja berlian itu bisa berharga tinggi.

Adam ikat kantong itu dengan tali yang sudah disediakan dan mengikat lagi tali tadi ke tangannya agar tak terpisah dengan kondisi apapun nantinya.

Adam melihat sekeliling, ruangan ini memiliki banyak pintu dan pasti di salah satu pintu ada jalan menuju keluar.

Saat sudah ingin keluar Adam langsung memundurkan langkahnya. Dia menatap lekat sebuah lambang yang menempel di pinggir pintu yang akan dia lewati. Lambang itu berbentuk bulat, di tengahnya ada bintang segi lima dengan bulatan permata di pusatnya.

Adam meraba lambang itu, benda itu seolah memiliki daya tarik kuat yang menghipnotis Adam untuk membawanya. Adam menarik lambang itu, tak bisa diambil kemudian dia coba gerakan memutar dan lambang itu mulai bergerak dan terlepas dari dinding. Adam masukkan di dalam kantongnya.

Namun sial, tindakan Adam itu rupanya membuat dia mengundang petaka. Muncul makhluk-makhluk iblis di setiap pintu yang ada, Adam langsung memundurkan tubuhnya.

Makhluk itu seperti manusia, telanjang bulat seperti mahkluk-makhluk di cerita sebelumnya, luka bakar dengan daging hitam kemerahan dan berlendir. Namun perbedaannya, makhluk kali ini memiliki wajah meskipun dengan mulut sobek dan banyak luka menggenaskan, mereka bergerak lincah dengan menggunakan empat kaki, gerakan gesit seperti serigala yang membuat Adam akan kewalahan.

“Sial...” desis Adam, dengan cepat dia mengambil pedang dan perisai yang ada di patung ksatria tadi.

**

Kembali pada kondisi Arie, mari kita sedikit flashback apa yang Arie alami dengan terror Desa Loranten.

Makhluk yang ada di depan Arie berlari dengan bringas menerjang badannya dan memberikan pukulan kuat pada perutnya, Arie langsung muntah darah karena rasa sakit bercampur mual akan aroma busuk makhluk itu.

Apalagi saat lubang di wajah makhluk itu terbuka, seperti mulut, ada gigi tajam seperti lubang di perut tadi. Aroma di dalam lubang itu jauh lebih busuk, seperti aroma seribu bangkai yang sudah membusuk.

Arie membuang mukanya ke samping, rasanya dia mau pingsan saja saat makhluk itu mendekati wajahnya begitu Percaya diri.

Namun ada sedikit kelegaan saat makhluk itu menjauhi wajahnya, makhluk itu meraba perutnya, terus kebawah, sekarang mulut itu berada tepat di depan penis Arie. Mata Arie membulat shock, “AAAAAAAARRRGGHH!!!” teriak Arie panik membayangkan apa yang terjadi jika makhluk itu melahap penisnya.


Bruuuk!!

Arie sempat bergerak cepat, menerjang wajah makhluk itu dengan lututnya hingga makhluk itu tersungkur. Arie berhasil mengakali tangan-tangan iblis yang menahan tubuhnya, rupanya tangan-tangan itu merespon melalui gerakan. Jika Arie membrontak, mereka agresif tapi jika berpura-pura tenang mahluk itu melonggar.

Dan saat tangan-tangan mulai itu melonggar, Arie ambil kesempatan untuk bergerak cepat sehingga tangan-tangan itu tak sempat beraksi.

Mengingat kuku taring yang ada di pinggang Arie masih menangcap, gerakan mendadak itu mengakibatkan pinggangnya sobek parah. Dia berani ambil resiko dari pada terlalu lama pasrah. Dengan tenaga yang tersisa, Arie bergerak bringas pada makhluk mirip manusia itu, menginjak dadanya kemudian dengan gerakan cepat Arie patahkan lehernya hingga bengkok 180 derajat. Makhluk itu langsung terdiam. Arie tersenyum sinis mencium aroma kemenangan.

Sedangkan tangan-tangan di belakang mulai bergerak mendekati Arie, ujung mata Arie menatap tajam dia kemudian pura-pura diam dan menahan nafasnya. Tangan-tangan itu langsung terdiam juga, ‘Benar kan dugaanku. Mereka merespon gerakan.’

Arie melirik sekitar, okay di sebelah kanan ada pintu. Dia bergerak secara mendadak menuju pintu itu, tangan-tangan tadi bergerak mengejar namun Arie lebih cepat, dia buka pintu itu dan menutup pintunya kasar hingga ada tiga tangan yang putus karena terjepit. Tangan-tangan itu mengejang beberapa detik hingga akhirnya terdiam.

Arie menghela nafas lega, dia duduk bersandar di pintu itu.

Melihat luka yang ada di tubuhnya dia meringis, “Dam... Fahmi... Julian... Ini salahku...” desisnya memejamkan mata dan bulir bening itu mengalir membasahi pipi dan dagunya.

Arie melihat sekitar, sepi dan gelap. Ini lah ketakutan sesungguhnya, dia merasa bukan apa-apa jika sendiri seperti sekarang. Dia juga sangat memikirkan kondisi teman-temannya, dan salah satu alasannya menangis adalah, jangan-jangan mereka mengalami nasib buruk yang sama sepertinya? Atau lebih parah?

‘Harusnya aku mengikuti kata-kata mereka agar tak masuk ke dalam sini.’ Batin Arie sambil meremas pinggangnya. Berusaha menghentikan aliran darah.

Arie mencoba bangkit, sempat jatuh berlutut lagi. Matanya kabur, rasanya dia sudah tak sanggup menahan sakit. Tapi bayangan Adam muncul dalam benaknya, menjadikan alasan untuknya berusaha kembali bangkit, “Ekkkhh... aaakhh..” erangnya saat mencoba berdiri, dia berjalan dengan berpegangan pada dinding.

Arie tersenyum girang karena akhirnya menemukan pintu juga, dia percepat jalannya yang pincang. Karena terlalu semangat menerjang pintu, dia tak berhasil mengendalikan keseimbangannya. Dia terjatuh saat memijakkan kaki di ruangan itu, rupanya tak ada lantai melainkan sebuah perosotan yang membuat tubuhnya terperosot ke bawah.

“Aaaaaah aaaaaaah aaaaaah...” Arie berteriak histeris merasakan tubuhnya meluncur terlalu cepat dan...

BUUUK!

Arie beruntung, dia mendarat di tempat yang cukup empuk. Namun saat menoleh ke arah benda yang dia tindihi dia berteriak, “AAAAAAAARGGHH!!!”

Makhluk-makhluk berlendir yang sudah mati bertebaran di lantai dengan luka-luka maupun termutilasi dan tubuh makhluk itu lah yang menjadi matras Arie. Saat keterkejutan Arie mulai hilang dia mencoba melihat sekitar, ada banyak emas, gunung emas. Dan suara teriakan-teriakan dari balik gunung emas.

Wajah Arie langsung semringah saat melihat Adam yang melawan para monster itu, mencincang dan menghunus tubuh mereka dengan pedang. Saat monster terakhir berhasil Adam penggal kepalanya, Arie langsung berteriak. “Adam!!!”

Adam berbalik, matanya membulat. Dia buang pedang itu dan berlari cepat ke arah Arie.

Arie jatuh berlutut karena kehabisan tenaga, tapi wajahnya masih menampakan senyum kelegaan.

Tanpa basa-basi Adam langsung memeluk erat tubuh Arie, “Hahaha... Dam.. kau ini, tumben sekali sehangat ini.” ucap Arie masih tengil seperti biasa.

“Berisik..” desis Adam dingin. Dia memeluk Arie sangat gemas, meluapkan segala kerinduan dan kelegaan yang beberapa jam ini dia derita..

Adam melepaskan pelukannya, menatap kondisi Arie yang bugil dan terluka parah, “Kenapa senyum-senyum hah?” tanya Adam ketus.

Arie tertawa, “Kau ini, tak perhatian sama sekali. Bukannya menanyakan keadaanku.” Arie memajukan wajahnya dan mengecup pipi Adam gemas.

Mereka berdua sama-sama memerah dan salah tingkah. Arie pun tak menyangka dia bisa bersikap spontan begitu karena kerinduannya. “Apa yang harus aku tanyakan jika aku melihat jelas kau tak baik-baik saja hm?” ucap Adam. Dia melepas jaketnya, dia letakkan di lantai kemudian dia melepas singletnya kemudian merobek-robek kain itu.

Wajah Arie menegang dan memerah melihat tubuh atletis Adam yang mengkilat karena keringat, ada sedikit luka juga di lengan sexynya. “Angkat tanganmu Rie.” Perintah Adam. Arie pun menurut saja tanpa mengucapkan sepatah kata.

Adam melilitkan kain singlet yang dia sobek-sobek menjadi panjang di pinggang Arie. Arie meringis sambil memejamkan mata dan meremas bahu Adam.

Selesai memasangkan perban agar tak lebih banyak darah yang terbuang, Adam memakaikan jaketnya ke pada Arie.

Arie kembali memeluk Adam, “Kamu tau, betapa leganya aku sekarang bisa melihatmu kembali.”

Adam tak membalas ucapan Arie, hanya memejamkan mata dan mengarahkan tangannya ke kepala Arie untuk memperdalam pelukan.

TBC

Maaf nih, gaak ada hot hot di part ini. Lebih nonjolin thriller actionnya. Kalau kurang greget dan sebagainya maafkanlah, aku trima masukkannya.

Komentar kalian sangat berarti readers tercinta.

5 comments:

  1. Baca Punyaku juga yah.. bantuin aku biar aku bisa jadi writer juga :) Pengen Punya Laptop :(
    Cerita Gay Khusus Cowok ( http://khusus-cowok.blogspot.co.id )
    Love Season Episode 2 'Cerita Gay Romantis Semi' ( http://khusus-cowok.blogspot.co.id/2016/02/love-season-episode-2.html )

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini lagi... Miris banget. Lo pengen jadi penulis? Pengen punya laptop? YAKALI BISA.

      Gimana bisa kesampean kalau cerita yang lo pilih aja kaya gitu? Ga akan ada yang mau baca. Susah suksesnya, gaakan bisa menghasilkan duit. Orang juga males bayar lo kalo ceritanya aja gak normal, malah tentang homo. Belajar nulis yang bener, pilih cerita yang normal kalau mau sukses.

      Delete
  2. Ini apa sih jelek banget ceritanya. Mau dibilang cerita fantasy/fiksi, tapi katanya horror. Mau bilang dibilang horror, ga ada seremnya sama sekali. Thriller? Misteri? Ngarep banget dibilang ceritanya kaya gitu. Jelek banget ini! Ngayal yang ga bisa dicerna. Apa yang diceritain susah banget untuk dipahami, mungkin cuma bisa dipahami sama yang nulisnya aja... Jelek banget sumpah. Mending hapus aja, apa sih bikin cerita ga ada bagus-bagusnya.

    ReplyDelete
  3. Ihhh jangan bilang begitu ni ceritanya rame kok

    ReplyDelete
  4. aku fudanshi,wajar aja orng normal berhak ngejek2 novel orng kan udh dikasi tau cerita gay klo ga suka jgn dbca

    ReplyDelete