Desa
Loranten (Part 4)
By:
Yanz
Enjoy
it~~
“Kamu mulai lelah?’’ tanya Adam pada Fahmi yang dari tadi
mulai menunduk beberapa kali untuk menghilangkan letih.
Fahmi menghela nafas, “Gak masalah buatku, kita harus segera
menemukan Julian dan Arie.” Tekatnya.
Adam mengerutkan kening melihat Fahmi yang terlalu
bersikeras sedangkan kondisinya tak memungkinkan ditambah lagi dengan luka-luka
memar yang diberikan tentacle-tentacle tadi. Adam menahan bahu Fahmi, “Tunggu
sebentar, aku melihat sesuatu yang aneh di kakimu. Emm di situ ada batu, kau
duduk dulu disana.” Adam mengarahkan tubuh Fahmi ke batu tadi dan dia berlutut
di hadapan Fahmi.
Adam ternganga melihat kondisi kaki sahabatnya itu. Tadi
hanya luka ringsek tapi sekarang berubah menjadi merah kehitaman seperti luka
bakar, terlihat beberapa bagian juga mengalami luka menganga bahkan mulai
dihinggapi belatung. Fahmi langsung mendongak dan memejamkan mata saat dia
melihat kondisi kakinya. Adam merobek celana Fahmi hingga lututnya, “Aaaakh...
eeekhh..” Fahmi sedikit meringis saat ada kain yang menyenggol lukanya. Adam
menepis satu persatu belatung yang ada.
“Fahmi, seharusnya kalian Gak terlibat. Aku minta maaf gak
becus menjaga kalian.” Desis Adam dengan wajah muram.
“Kamu sudah berusaha Dam, kau pemimpin yang baik. Hanya
saja kita sedang diuji sekarang dan kita harus bersatu untuk lebih kuat.”
“Hmm... Fahmi.. kamu pucat, apa kamu yakin baik-baik
saja?’’ Adam mengusap bibir Fahmi yang mulai memutih.
“Ah.. Aku baik-baik saja, aku hanya butuh minum. Haus
sekali. Ayo kita lanjutkan perjalanan dan mencari sesuatu untuk diminum.” Ucap
Fahmi sambil berusaha berdiri.
Adam menahan tubuh Fahmi agar tetap duduk, “Jangan
terlalu banyak bergerak. Kau tunggu disini, jangan kemana-mana. Aku akan
mencari minum.”
Fahmi hanya mengangguk pasrah jika Adam sudah tegas
begitu. Adam menengok ke belakang sebentar memastikan kondisi Fahmi yang sedang
duduk di atas batu di sebuah teras bangunan yang setengah terbakar. Adam
menghela nafas berat, berjalan menyebrangi jalan, di belakang bangunan sana ada
hutan. Berharap di sana ada sungai atau apa.
Adam yang mulai merasa gelisah mempercepat langkahnya
hingga dia berlari. Adam terus menengok ke belakang, merasakan ada sesuatu yang
sedang mengikutinya. Dan...
BRUUUZZZ...
Adam termundur saat di hadapannya muncul duri raksasa
dari tanah, jika dia lambat bergerak bisa saja tubuhnya tertancap hidup-hidup
di duri yang bentuknya kerucut itu.
Bruuuzzz... Bruzzzz... Bruuuzzz...
Muncul banyak duri yang lain nyaris memenuhi tanah di
sekitar Adam. Dia berlari dengan cepat, berlari zig zag untuk menghindari tiap
duri yang ada.
Dan SREEETZZ!
Ada ujung duri yang tumbuh memiring mengenai lengan Adam,
dia mengalami sedikit luka di lengannya. Adam tetap berlari sejauh mungkin
hingga akhirnya duri itu sudah tak mengejarnya lagi. Namun masalah kali ini
adalah, Adam pergi terlalu jauh dari hutan. Dia sekarang bingung dimana dia
berada dan bagaimana caranya menemukan Fahmi kembali.
Saat mencoba berbalik arah, dia langsung terperosot ke
dalam sebuah lubang dari tanah yang mengalami longsor. Lubang itu cukup dalam,
punggung Adam yang bergesekan dengan tanah dan krikil mulai panas karena
gesekan kecepatan jatuhnya.
Bruussssh!!
Tubuh Adam sampai di dasar lubang yang ternyata berair.
Air kehitaman yang berbau bangkai. Suasana lubang itu seperti gua, ada puluhan
obor di dinding yang menerangi ruangan berbentuk lorong memanjang itu. Adam
mendongak ke atas untuk melihat lubang dimana dia terjatuh. Sangat tinggi.
Dia menunduk melihat air yang menggenangi hingga betisnya
itu. Wajah Adam mendadak tegang saat dia merasakan ada banyak benda yang
merayap di kaki dan pundaknya. Saat menoleh ke arah kakinya, rupanya ada banyak
kelabang besar seukuran tiga jari dengan panjang kurang lebih 30cm, berwarna
merah kehitaman merayap di tubuhnya. Adam menepis makhluk itu dengan cepat,
dengan wajah yang tetap tenang Adam menepis satu persatu binatang-binatang yang
bermunculan dari air hitam itu. Adam merasa sangat geli saat ada salah satu kelabang
yang berhasil merayap ke dalam bajunya di bagian punggung, dengan bringas Adam
menabrakkan punggungnya ke dinding. “Aaaaaakhhh...” Adam menggerang merasakan
makhluk itu menggigitnya sebelum kelabang itu mati.
Adam mengeluarkan bangkai kelabang itu dari bajunya dan
meraba punggungnya yang langsung mengalami pembengkakan.
Adam berlari ke arah depan, berusaha keluar dari air
hitam berbau busuk itu, sambil berlari dia harus membuang para kelabang yang
berusaha menaiki tubuhnya.
Hingga akhirnya Adam menemukan cahaya terang di depan
sana, dia percepat larinya. Air mulai surut dan saat sampai di dalam ruangan
itu, tak ada air lagi yang menggenang. Adam terperangah melihat betapa indahnya
ruangan terang itu. Dia menemukan harta karun, ruangan yang penuh dengan emas
dan perhiasan. Ada emas batangan, kalung, gelang, pakaian ksatria, pedang dan
berbagai benda unik lainnya dengan bahan emas, berlian, rubi dan mutiara.
Adam menelan air liurnya, “Sebenarnya saat ini gak cukup tepat
untuk memikirkan harta. Bisa selamat dari neraka ini saja rasanya sudah menjadi
anugrah. Tapi... gak ada salahnya aku mencoba peruntungan. Aku ambil saja yang
ringan dengan jumlah secukupnya, berusaha agar tetap selamat maka gak akan ada
penyesalan nanti jika aku bisa keluar menjadi kaya raya.” Ucap Adam tersenyum
tipis.
Di pojokan terlihat ada banyak kantong kain yang
sepertinya memang disediakan, kantong yang memiliki berbagai ukuran mulai dari
yang kecil hingga yang sebesar karung.
Adam tak mau serakah, dia mengambil kantong ukuran
sekecil genggamannya. Dia memilih berlian saja, mengetahui jika dengan jumlah
kecil saja berlian itu bisa berharga tinggi.
Adam ikat kantong itu dengan tali yang sudah disediakan
dan mengikat lagi tali tadi ke tangannya agar tak terpisah dengan kondisi
apapun nantinya.
Adam melihat sekeliling, ruangan ini memiliki banyak
pintu dan pasti di salah satu pintu ada jalan menuju keluar.
Saat sudah ingin keluar Adam langsung memundurkan
langkahnya. Dia menatap lekat sebuah lambang yang menempel di pinggir pintu
yang akan dia lewati. Lambang itu berbentuk bulat, di tengahnya ada bintang
segi lima dengan bulatan permata di pusatnya.
Adam meraba lambang itu, benda itu seolah memiliki daya
tarik kuat yang menghipnotis Adam untuk membawanya. Adam menarik lambang itu,
tak bisa diambil kemudian dia coba gerakan memutar dan lambang itu mulai
bergerak dan terlepas dari dinding. Adam masukkan di dalam kantongnya.
Namun sial, tindakan Adam itu rupanya membuat dia mengundang
petaka. Muncul makhluk-makhluk iblis di setiap pintu yang ada, Adam langsung
memundurkan tubuhnya.
Makhluk itu seperti manusia, telanjang bulat seperti
mahkluk-makhluk di cerita sebelumnya, luka bakar dengan daging hitam kemerahan
dan berlendir. Namun perbedaannya, makhluk kali ini memiliki wajah meskipun
dengan mulut sobek dan banyak luka menggenaskan, mereka bergerak lincah dengan
menggunakan empat kaki, gerakan gesit seperti serigala yang membuat Adam akan
kewalahan.
“Sial...” desis Adam, dengan cepat dia mengambil pedang
dan perisai yang ada di patung ksatria tadi.
**
Kembali pada kondisi Arie, mari kita sedikit flashback
apa yang Arie alami dengan terror Desa Loranten.
Makhluk yang ada di depan Arie berlari
dengan bringas menerjang badannya dan memberikan pukulan kuat pada perutnya,
Arie langsung muntah darah karena rasa sakit bercampur mual akan aroma busuk
makhluk itu.
Apalagi saat lubang di wajah makhluk
itu terbuka, seperti mulut, ada gigi tajam seperti lubang di perut tadi. Aroma
di dalam lubang itu jauh lebih busuk, seperti aroma seribu bangkai yang sudah
membusuk.
Arie membuang mukanya ke samping,
rasanya dia mau pingsan saja saat makhluk itu mendekati wajahnya begitu Percaya
diri.
Namun ada sedikit kelegaan saat
makhluk itu menjauhi wajahnya, makhluk itu meraba perutnya, terus kebawah,
sekarang mulut itu berada tepat di depan penis Arie. Mata Arie membulat shock,
“AAAAAAAARRRGGHH!!!” teriak Arie panik membayangkan apa yang terjadi jika
makhluk itu melahap penisnya.
Bruuuk!!
Arie sempat bergerak cepat, menerjang wajah makhluk itu
dengan lututnya hingga makhluk itu tersungkur. Arie berhasil mengakali
tangan-tangan iblis yang menahan tubuhnya, rupanya tangan-tangan itu merespon
melalui gerakan. Jika Arie membrontak, mereka agresif tapi jika berpura-pura
tenang mahluk itu melonggar.
Dan saat tangan-tangan mulai itu melonggar, Arie ambil
kesempatan untuk bergerak cepat sehingga tangan-tangan itu tak sempat beraksi.
Mengingat kuku taring yang ada di pinggang Arie masih
menangcap, gerakan mendadak itu mengakibatkan pinggangnya sobek parah. Dia
berani ambil resiko dari pada terlalu lama pasrah. Dengan tenaga yang tersisa,
Arie bergerak bringas pada makhluk mirip manusia itu, menginjak dadanya
kemudian dengan gerakan cepat Arie patahkan lehernya hingga bengkok 180
derajat. Makhluk itu langsung terdiam. Arie tersenyum sinis mencium aroma
kemenangan.
Sedangkan tangan-tangan di belakang mulai bergerak
mendekati Arie, ujung mata Arie menatap tajam dia kemudian pura-pura diam dan
menahan nafasnya. Tangan-tangan itu langsung terdiam juga, ‘Benar kan dugaanku.
Mereka merespon gerakan.’
Arie melirik sekitar, okay di sebelah kanan ada pintu. Dia
bergerak secara mendadak menuju pintu itu, tangan-tangan tadi bergerak mengejar
namun Arie lebih cepat, dia buka pintu itu dan menutup pintunya kasar hingga
ada tiga tangan yang putus karena terjepit. Tangan-tangan itu mengejang
beberapa detik hingga akhirnya terdiam.
Arie menghela nafas lega, dia duduk bersandar di pintu
itu.
Melihat luka yang ada di tubuhnya dia meringis, “Dam...
Fahmi... Julian... Ini salahku...” desisnya memejamkan mata dan bulir bening
itu mengalir membasahi pipi dan dagunya.
Arie melihat sekitar, sepi dan gelap. Ini lah ketakutan
sesungguhnya, dia merasa bukan apa-apa jika sendiri seperti sekarang. Dia juga
sangat memikirkan kondisi teman-temannya, dan salah satu alasannya menangis
adalah, jangan-jangan mereka mengalami nasib buruk yang sama sepertinya? Atau
lebih parah?
‘Harusnya aku mengikuti kata-kata mereka agar tak masuk
ke dalam sini.’ Batin Arie sambil meremas pinggangnya. Berusaha menghentikan
aliran darah.
Arie mencoba bangkit, sempat jatuh berlutut lagi. Matanya
kabur, rasanya dia sudah tak sanggup menahan sakit. Tapi bayangan Adam muncul
dalam benaknya, menjadikan alasan untuknya berusaha kembali bangkit, “Ekkkhh...
aaakhh..” erangnya saat mencoba berdiri, dia berjalan dengan berpegangan pada
dinding.
Arie tersenyum girang karena akhirnya menemukan pintu
juga, dia percepat jalannya yang pincang. Karena terlalu semangat menerjang
pintu, dia tak berhasil mengendalikan keseimbangannya. Dia terjatuh saat
memijakkan kaki di ruangan itu, rupanya tak ada lantai melainkan sebuah
perosotan yang membuat tubuhnya terperosot ke bawah.
“Aaaaaah aaaaaaah aaaaaah...” Arie berteriak histeris
merasakan tubuhnya meluncur terlalu cepat dan...
BUUUK!
Arie beruntung, dia mendarat di tempat yang cukup empuk.
Namun saat menoleh ke arah benda yang dia tindihi dia berteriak,
“AAAAAAAARGGHH!!!”
Makhluk-makhluk berlendir yang sudah mati bertebaran di
lantai dengan luka-luka maupun termutilasi dan tubuh makhluk itu lah yang
menjadi matras Arie. Saat keterkejutan Arie mulai hilang dia mencoba melihat
sekitar, ada banyak emas, gunung emas. Dan suara teriakan-teriakan dari balik
gunung emas.
Wajah Arie langsung semringah saat melihat Adam yang
melawan para monster itu, mencincang dan menghunus tubuh mereka dengan pedang.
Saat monster terakhir berhasil Adam penggal kepalanya, Arie langsung berteriak.
“Adam!!!”
Adam berbalik, matanya membulat. Dia buang pedang itu dan
berlari cepat ke arah Arie.
Arie jatuh berlutut karena kehabisan tenaga, tapi
wajahnya masih menampakan senyum kelegaan.
Tanpa basa-basi Adam langsung memeluk erat tubuh Arie,
“Hahaha... Dam.. kau ini, tumben sekali sehangat ini.” ucap Arie masih tengil
seperti biasa.
“Berisik..” desis Adam dingin. Dia memeluk Arie sangat
gemas, meluapkan segala kerinduan dan kelegaan yang beberapa jam ini dia
derita..
Adam melepaskan pelukannya, menatap kondisi Arie yang
bugil dan terluka parah, “Kenapa senyum-senyum hah?” tanya Adam ketus.
Arie tertawa, “Kau ini, tak perhatian sama sekali.
Bukannya menanyakan keadaanku.” Arie memajukan wajahnya dan mengecup pipi Adam
gemas.
Mereka berdua sama-sama memerah dan salah tingkah. Arie
pun tak menyangka dia bisa bersikap spontan begitu karena kerinduannya. “Apa
yang harus aku tanyakan jika aku melihat jelas kau tak baik-baik saja hm?” ucap
Adam. Dia melepas jaketnya, dia letakkan di lantai kemudian dia melepas
singletnya kemudian merobek-robek kain itu.
Wajah Arie menegang dan memerah melihat tubuh atletis
Adam yang mengkilat karena keringat, ada sedikit luka juga di lengan sexynya.
“Angkat tanganmu Rie.” Perintah Adam. Arie pun menurut saja tanpa mengucapkan
sepatah kata.
Adam melilitkan kain singlet yang dia sobek-sobek menjadi
panjang di pinggang Arie. Arie meringis sambil memejamkan mata dan meremas bahu
Adam.
Selesai memasangkan perban agar tak lebih banyak darah
yang terbuang, Adam memakaikan jaketnya ke pada Arie.
Arie kembali memeluk Adam, “Kamu tau, betapa leganya aku
sekarang bisa melihatmu kembali.”
Adam tak membalas ucapan Arie, hanya memejamkan mata dan
mengarahkan tangannya ke kepala Arie untuk memperdalam pelukan.
TBC
Maaf nih, gaak ada hot hot di part ini. Lebih nonjolin
thriller actionnya. Kalau kurang greget dan sebagainya maafkanlah, aku trima
masukkannya.
Komentar kalian sangat berarti readers tercinta.
Baca Punyaku juga yah.. bantuin aku biar aku bisa jadi writer juga :) Pengen Punya Laptop :(
ReplyDeleteCerita Gay Khusus Cowok ( http://khusus-cowok.blogspot.co.id )
Love Season Episode 2 'Cerita Gay Romantis Semi' ( http://khusus-cowok.blogspot.co.id/2016/02/love-season-episode-2.html )
Ini lagi... Miris banget. Lo pengen jadi penulis? Pengen punya laptop? YAKALI BISA.
DeleteGimana bisa kesampean kalau cerita yang lo pilih aja kaya gitu? Ga akan ada yang mau baca. Susah suksesnya, gaakan bisa menghasilkan duit. Orang juga males bayar lo kalo ceritanya aja gak normal, malah tentang homo. Belajar nulis yang bener, pilih cerita yang normal kalau mau sukses.
Ini apa sih jelek banget ceritanya. Mau dibilang cerita fantasy/fiksi, tapi katanya horror. Mau bilang dibilang horror, ga ada seremnya sama sekali. Thriller? Misteri? Ngarep banget dibilang ceritanya kaya gitu. Jelek banget ini! Ngayal yang ga bisa dicerna. Apa yang diceritain susah banget untuk dipahami, mungkin cuma bisa dipahami sama yang nulisnya aja... Jelek banget sumpah. Mending hapus aja, apa sih bikin cerita ga ada bagus-bagusnya.
ReplyDeleteIhhh jangan bilang begitu ni ceritanya rame kok
ReplyDeleteaku fudanshi,wajar aja orng normal berhak ngejek2 novel orng kan udh dikasi tau cerita gay klo ga suka jgn dbca
ReplyDelete