Wednesday, February 24, 2016

You Belong with Me (part 1)

You Belong with Me (part 1)

by: Yanz

‪#‎Adrian‬ POV#

Aku menunduk, memejamkan mata sejenak dan menyeka air mataku. Kulepas helm, berusaha tersenyum tegar dan memarkir motorku dengan rapi.


Seminggu sudah aku tidak masuk kuliah karena sakit fisik maupun batin yang aku alami. Aku berusaha memulai lembaran baru dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Namun baru beberapa langkah, aku menemukan hal janggal yang menohokku, "Ih... Menggelikan, homo dasar..."

"Cuih... Najis..."

Beberapa orang menyindir frontal dan berbisik-bisik dengan tatapan sinis ke arahku. Aku bingung, ada apa lagi ini?

Aku melihat sahabatku Deni duduk di dekat kelas, "Bro, aku pinjam catatanmu ya. Seminggu ini banyak pelajaran yang aku tinggalkan pastinya..." ucapku lembut dan tersenyum manis.

Namun tanpa sepatah kata pun, Deni meninggalkanku.
Dia bahkan tidak menatapku.

Jantungku berdegup kencang, pasti terjadi sesuatu disini.

"Woi maho, berani juga lo muncul lagi di kampus ini. Gue kira lo udah keluar."

Mataku membulat mendengar pernyataan salah satu orang yang ada di rombongan di sampingku. Suara lantang pemuda itu membuat orang-orang berkerumun.

Aku memalingkan tubuhku, memaksa bibirku melengkung. Inilah kenapa aku digelari fake smile aku akan tetap tersenyum meski kondisi hatiku tak mendukung.

"Maksudmu apa?" aku bertanya berusaha mengklarifikasi hal apakah yang terjadi.

Semua memandangku sinis seolah hanya dengan tatapan itu mereka berhasil membunuh batinku, tapi aku tidak goyah. Aku bertahan dengan senyum palsuku.

"Eh gak usah sok polos lo. Kami udah tau betapa bejad elo. Gak nyangka ya, cowok yang dipuja-puja cewek seantero kampus ternyata maho."

Aku mengerutkan kening mendengarkan pernyataan gadis itu, kutelan air liur dengan berat. "Gue broadcast foto-foto mesum lo di BBM, anak-anak di kampus akhirnya tau juga bahwa charming prince mereka itu ternyata busuk! Menjijikan." ucap Denis, salah satu cowok populer di kampus yang merasa bahwa aku adalah saingannya untuk mendapatkan ketenaran. Padahal aku tidak pernah bersaing dengannya.

Aku mulai gentar, mataku berkaca-kaca. Lengkaplah semua penderitaanku.

PLOOK...

sebuah telur busuk menghantam wajahku, disusul dengan balon berisi air comberan dan beberapa hal yang tak seharusnya mengenai tubuh manusia.

"HENTIKAAAN!!! Apa kalian bukan manusia hah? Kasian dia dibully kaya gini. Kalian gak punya hak ngejudge orang, cuma Tuhan yang berhak!" teriak seorang gadis mungil berambut pendek dengan lantangnya.

Aku yang tadinya menunduk berusaha kembali tegap. Menatap bahu mungil yang bergetar karena emosi di hadapanku, "Oh lo fansnya Adrian? Bego ya lo suka sama orang yang gak bermoral kaya Adrian ini. Yang lain aja pada keluar dari Adrian fans club."

"Gak usah banyak bacot lo profokator. Jangan-jangan elo yang jadi dalangnya." tantang gadis itu.

"Eh.. Eh... Simpan bacot lo!" teriak Denis emosi dan nyaris menampar gadis itu namun ada sebuah tangan kokoh menahan tangan Denis.

Mukanya santai, dengan alis tebal, bibir merahnya bergerak karena mengunyah sesuatu yang sepertinya permen karet.

"Eh banci... Bubar bubar..." ucap cowok itu santai.

Denis geram, dia melayangkan tinju namun tangannya dikunci kebelakang kemudian cowok itu menendang pantat Denis hingga terjengkal, "Apa lagi namanya kalau bukan banci? Pertama lo ngebully anak orang keroyokan, kedua lo mau nampar cewek gue. Kalau lo laki, hadapi gue one by one." ucap cowok itu dengan nada meremehkan.

Denis bangkit namun belum sampai ke arah cowok itu dia sudah roboh karena satu tendangan dari cowok itu.

"Ayo kita cabut..." teriak Denis pada genk-nya dan lari terbirit-birit. Kerumunan pun mulai terbubarkan.

"Yeaay Daniel kaya super hero!!!" teriak cewek rambut pendek tadi dengan ceria.

cowok yang dipanggil Daniel tadi menjitak keras kepala kekasihnya itu, "Oi... Apa kan gue bilang, bahaya Cha ikut campur masalah orang."

"Habisnya Daniel tadi gak mau bantuin Kak Adrian yaudah aku yang bantu."

Aku cuma cengok akan pertengkaran mereka yang tidak jelas itu, semua jadi rumit.

"Ah Kak Adrian! Masih ingat aku Icha? Kakak kan waktu itu jadi panitia ospek beberapa minggu lalu waktu aku jadi MABA. Dan ini Daniel dia..."

"Gue cowoknya Icha. Gak perlu perkenalan kali. Dia sekelas sama gue Cha." ucap Daniel sinis sambil meletakkan sikutnya di kepala Icha.

Aku tersenyum melihat pasangan aneh ini. Sepertinya mereka seru.

"Ya Niel, Icha. Thanks ya.. Aku sangat terbantu."

"Hmm... Ayo cabut Cha, udah puas kan main super hero-nya. Mending cari makan. Laper gue.."

"Gak bisa! Kak Adrian masih kotor ini. Perlu kita bantu. Niel ayo ke WC mandiin Kak Adrian sana..." ucap Icha dengan muka blushing plus mupeng.

"Sarap lo Cha.. Tobat dong jadi fujoshi, capek gue jadi bahan tontonan homo lo."

(NP: fujoshi adalah sebutan untuk cewek yang suka dengan anime yaoi/gay. Namun yang parah biasa menyukai gay nyata)

"Niel... Pweease..." ucap Icha manja dengan tatapan melas bagaikan anak kucing yang terbuang.

Daniel memijat keningnya, "Iya iya bawel, tapi lu gak boleh ikutan ke WC!!"

"Yaah gak asik. Aku kan mau liat adegan mandi barengnya!!!" Icha terus merengek-rengek. Sedangkan Daniel yang mengacuhkannya merangkulku ke WC. Aku disiram dengan kasar sedangkan matanya diarahkan ke arah lain.

"Thanks ya Niel.." ucapku dengan senyuman ramah.

"Gak usah geer deh lo. Gue cuma nurutin apa kata cewek gue doang. Jangan harap gue respect sama lo."

Niel menumpah sabun cair ke tangannya kemudian mengobok-obok sabun itu ke kepalaku dan belakang leherku, dia nyaris melepas kancing bajuku namun tangannya bergetar sebentar dan membatalkan niatnya, "Lo sabunan sendiri aja. Gue tunggu di luar."

Namun aku menarik lengannya. Niel menoleh, "Apa?" tanyanya jutek.

"Thanks ya.."

"Gak usah lebay deh lo. Lepasin tangan gue. Geli gue.." ucapnya sinis dan menepis tanganku kasar. Dia yang tadinya berniat keluar malah dapat omelan keras dari Icha, Daniel didorong kembali masuk. Dorongan itu menyebabkan tubuhnya menabrak tubuhku, aku mundur hingga menyentuh dinding dan tangan Niel yang menopang keseimbangannya ke arah dinding seolah akan memelukku. Kami berhadapan, jantungku berdetak kencang bisa sedekat ini dengannya, kenapa dia memberikan atmosfire yg berbeda? Seharusnya aku takut pada cowok-cowok sekarang.

Dengan tampang gusar dia menjaga jarak cepat. Aku tersenyum geli, dia seolah salah tingkah sekarang.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh lo... Gue normal."

"Kalau kamu normal kamu harusnya santai saja memandikanku." ucapku lembut.

Dia mendengus kesal. Akhirnya dia melepaskan pakaianku, walau hanya mau menggosokkan punggungku tetap saja rasanya malu.

#######

TBC

Ini sequel dari my girl friend is fujoshi tapi kali ini versi yaoi haha... Ya bakal jadi miniseries, 4 atau 5 part,

By: yanz

No comments:

Post a Comment