Wednesday, February 24, 2016

My Girlfriend is Fujoshi

My Girlfriend is Fujoshi
By: yanz

-Daniel POV-

“Yeah kena! Kalah kalah, Daniel kalah lagi…” teriak gadis mungil berambut pendek sebahu dengan kunciran kecil di sebelah kiri, yang bernama Icha girang begitu kelereng yang dia jentik berhasil mengenai kelerengku yang diam santai.


Aku hanya merengut pasrah sedangkan dia siap dengan senyuman iblis menodongkan sebatang lipstick di depan wajahku dan yaah bibirku telah ternodai akan benda yang berwarna pink itu, saat Icha berjingkrak-jin
gkrak girang, aku mempersembahkan jitakan mesra di malam minggu.

Damn, tadi bedak dan sekarang lipstick, nanti apa? Aku heran, di malam minggu saat banyak pasangan sejoli berkencan menikmati kemesraan mereka tapi aku dan Icha malah bermain kelereng bagaikan bocah di teras rumahnya. Tapi itu lebih baik, dari pada harus membaca manga yaoi ataupun bermain game yaoi lagi dengannya U////U

Shit, my girlfriend is fujoshi and I am a straight boy…

0o0o0o0

Aku melirik jam tanganku berkali-kali dan mendelik kesal karena menunggu kekasihku yang rada rada itu lama sekali keluar dari sekolahnya padahal aku lihat ada banyak siswa-siswi di SMA ini mulai keluar berjalan kaki maupun dengan kendaraan mereka. Aku dengan Icha berada di kelas dua SMA namun di sekolah yang berbeda tapi aku tetap setia menjemputnya tiap hari dengan sepedaku, lumayan lah curi-curi waktu berduaan sepanjang jalan.

“Daniel Daniel Daniel!!!” teriak suara cempreng yang sangat aku kenal dari belakang. Aku melipat tangan di depan dada dan mengeluarkan death glare andalanku karena dia membuatku menunggu lama, sedangkan dia dengan senyuman tanpa dosa menatapku dengan mata besarnya.

“Gak usah berkali-kali juga manggilnya, ayo pulang!” ucapku nyaris membentak sambil menarik kepalanya ke dalam ketekku atau bahasa halusnya merangkul.

“Ah bau ketek!” teriaknya.

Aku tersenyum tipis, aku sudah siap di atas sepedaku begitu pun Icha yang memposisikan dirinya di boncengan tapi tiba-tiba ada yang memanggil kekasihku itu.

“Icha tunggu!” teriaknya sambil berlari ke arah kami. Aku menghentikan gerakanku yang sempat mengayuh sepeda.

Icha melompat turun dari boncengan dan berdiri di hadapan pemuda itu, “Iya?” tanyanya sambil memiringkan kepalanya dengan imut.

“Ini sapu tanganmu, maaf cuma kucuci di kamar mandi tadi dan ini minumanku, aku ganti yang baru.”

Icha mengambilnya botol minuman dan saputangannya, “Siapa ya?” tanyanya polos.

Pemuda itu menepuk jidatnya, “Aku Risky, kenapa kau susah sekali menghapal namaku Cha? Padahal kita sekelas. Ini benda-benda yang kau tinggalkan saat jam olah raga tadi, karena aku kelelahan kau membantuku.”

Icha menatap menyelidik, jarinya menelusuri wajah Risky, “Ah kau! Umm aku lupa…”

Aku dan Risky menepuk jidat bersamaan. Selain bodoh dan freak kekasihku ini juga sangat pelupa.

Aku lihat tatapan Risky pada Icha sangat tidak biasa. Berani-beraninya dia… hatiku memanas dan menarik lengan Icha kasar tapi gadis itu terdiam, setelah kulihat Risky juga menarik lengan Icha yang lain.

Aku melemparkan tatapan mematikan pada pemuda itu, apa maksudnya hah? Aku dan Risky berhadapan, saling beradu deathglare sedangkan Icha menatap kami bergantian dengan mata bulat imutnya itu.

“Cium ciuman!” ucap Icha sambil mendorong kepalaku dan Risky sehingga kami merapat dan bibir kami bersentuhan. Aku shock gila, menjauhkan wajahku dengan cepat. Dadaku berdebar kencang karena ketakutan, wajahku memerah sangat. Aku hanya bisa berjongkok sambil mengais-ngais tanah dengan kesal.

“Aishh kurang lama! Aku kan belum jebret jebrek… ayo cium ciuman…” lirih Icha memegang kameranya dengan raut wajah sedih sedangkan Risky berdiri membatu dengan mulut terbuka.

Aku tutupi mulutku, dengan kesal kuseret kekasihku yang nekat itu. =////=

0o0o0o0

Sesekali aku menengok Icha yang duduk di boncenganku asik memencet HPnya, kadang cekikikan gak jelas. Pasti obrolan abnormal para fujoshi lagi, pasti gadis ini memamerkan Fanservice yang baru saja dia dapatkan di depan matanya sendiri. Sial..

“Daniel, coba lihat ada cowok yang koment ‘cute’ di foto albummu! Wahaha sesuatu sekali!”

Aku bergidik ngeri, “Hmm… oh ya, apa kau ingat sekarang hari apa?” tanyaku mencoba mengganti topic pembicaraan.

Dia memandang langit sejenak, menunduk sambil memainkan telunjuknya di kepalanya, so cute, “Tadi pelajaran matematika, artinya hari ini hari rabu! Ada apa Niel???”

“Bodoh… hari anniversary kita di tahun pertama, Cha! Kenapa bisa ada gadis yang tidak sepeka ini dengan hari penting.”

“Dasar Daniel uke, sensitif banget, hari seperti itu diingat hihi..” ucapnya terkekeh. Aku diam, bagai ditimpuk batu besar, berpacaran dengan gadis satu ini selalu makan hati.

“Niel…” desisnya sambil meraba bahuku. Aku masih diam, mau ngambek sebentar.

“Ehem… kamu mau kado apa di hari jadi kita yang pertama?” tanya Icha girang.

Dalam sekejap aku pun sumringah, dia ngerti juga. “Entahlah Cha… aku gak minta apa-apa, aku cuma mau semua ini berjalan dengan lancar…”

Aku menapakkan kakiku di tanah saat sampai di halaman rumah Icha, dia turun dari boncenganku dengan melompat brutal seperti biasa.

“Bagaimana kalau berkencan?” wajahku langsung memerah mendengar tawarannya, sudah sebulan kami tidak berkencan. Aku tersenyum dan mengacak gemas rambut pendek gadis mungilku itu, “Terdengar menyenangkan…”

Tanpa konfirmasi gadis itu berlari ke dalam rumahnya dengan cepat, “Nak Daniel, ayo masuk dulu…” sapa Ibu Icha yang sedang menyapu di teras, aku tersenyum tipis.

“Gak usah tante, bentar doang…” dan ya, Icha berganti pakaian dan berdandan tidak sampai sepuluh menit, ini yang aku suka. Kadang gadis itu menyebalkan ketika berdandan namun hal itu tidak kutemukan pada Icha.

Aku meletakkan sepedaku di halaman rumah sebentar, ya rumah kami bersebelahan dan asiknya kamar kami yang di lantai dua memiliki jendela yang bersebelahan, dari kecil sampai sekarang kami selalu mengobrol dari jendela itu. Sebenarnya kami sahabat dari kecil, tapi tahun lalu aku tidak bisa lagi menahan debaran aneh di dadaku dan ingin dia menjadi kekasihku. Matanya berbinar aneh tapi ternyata mata itu menipu, aku sempat ditolak dengan alasan dia tidak mau kehilangan persahabatan.

Tapi dengan bodohnya dia menembakku seminggu kemudian, aku yang memang berharap tentu menerimanya. Gadis adalah makhluk aneh yang susah dimengerti.

Ya kembali pada saat sekarang, aku memilih jalan kaki atau bersepeda jika ke tempat yang jauh. Kesadaran akan menjaga udara harus disadari dari diri sendiri menurutku, terserah orang bilang apa yang pasti aku mau Indonesia seperti di Jepang yang menerapkan hidup sehat dengan jalan kaki dan bersepeda.

Aku dan Icha berjalan berdampingan, wajahnya sangat cerah di siang yang terik ini. Aku pun ingin seperti pasangan kekasih pada umumnya, yang berpegangan tangan, bermesraan dan ununu yah if you know what I mean.. aku pun memberanikan diri menggandeng tangan Icha tapi dengan cepat dia menarik tangannya, meletakkan di depan mulutnya.

“YAK KELINCI!” teriaknya histeris kemudian menerjang semak-semak dan lenyap entah kemana.

Aku mengerutkan kening geram akan tingkah anehnya, berdiri dan terus menunggu tapi gadis aneh itu tidak juga muncul. Aku mencoba menerobos semak, masuk ke dalam daerah yang bisa dibilang hutan sehingga ada kelinci berkeliaran.

“Cha… Ichaa?” teriakku, tapi tidak juga ada balasan. Apa jangan-jangan gadis itu tersesat? Shit, aku benar-benar khawatir sekarang. Aku berlari-lari dengan tatapan memburu dan…

KRESEEKK

“AAAAA!” teriakku terkejut melihat Icha yang muncul dari semak secara tiba-tiba. Kutatap wajahnya yang terluka karena goresan-goresan saat dia menerjang semak, rambutnya juga ditempeli dedaunan dan ranting.

Kuseka wajah dan rambutnya kemudian menjitaknya bertubi-tubi, “Bodoh bodoh bodoh!” teriakku kesal.

“Aaa aaa aaa… aku cuma mau kasih ini,” ucapnya menyodorkan seekor kelinci putih di depanku dengan mata yang berkaca-kaca, “Happy anniversary… kurasa kau suka binatang berbulu..”

Aku tersenyum haru dan mendekap erat gadis mungil itu, thanks Cha.

0o0o0o0

“Aku mau kau menjadi kekasihku..” ucap Risky pada Icha saat mereka berada di depan gerbang sekolah, terdengar beberapa teriakan histeris. Icha menatap sekitar, pasti sangat terharu di tembak terang-terangan di depan umum.

Dadaku langsung nyeri, aku yang menatap dari kejauhan hanya bisa mengepal tangan dengan emosi. Terlihat Icha membuka mulutnya, “Aku mau…” ucapnya menggantung, aku akan meledak sekarang.

“Aku mau kau itu jadi semenya Daniel, pacarku itu uke.. kalian sangat serasi!” ucap Icha dengan tidak nyambungnya.

Aku dan Risky menganga lebar, wajahku kembali memerah saat melirik Risky yang merebut ciuman pertamaku itu. Shit, aku saja belum sempat berciuman dengan Icha.. aargghh sial! Wajahku merah padam jika mengingatnya. Dasar cewek aneh, gara-gara dia, aaarghh…

Aku mengangkat wajah, menatap Risky yang menatap Icha tajam, menarik leher Icha, mataku membesar dan…

BUUK!

Hantaman kerasku sukses mengenai rahang Risky, aku menerjangnya, memukulnya dengan brutal. Sedangkan Icha? Dia malah memotret adegan tindih-tindihan kami, damn… bukan saatnya Cha, kau harusnya melerai kami!

0o0o0o0

“Huh…” desah Icha pelan sambil menempelkan kapas beralkohol di hidungku, kemudian dia berpaling dan mengobati luka Risky yang memang lebih parah dariku. Kami duduk di depan gerbang, dengan Icha di tengah-tengah. Aku masih panas dengan kejadian barusan, berani-beraninya Risky mau mencium kekasihku!

“Kalian ini ya, seme uke tidak pernah rukun. Aku nikahkan sekarang juga ya kalau masih berantem,” ucap Icha lagi. Ck, gadis ini…

“Diam…” ucapku dingin.

Icha memanyunkan bibirnya, “Kalian harus berbaikan! Aku kan ingin melihat kalian selalu bersama.”

“Demimu, aku akan melakukan apapun Cha…” ucap Risky tersenyum lembut.

Aku menatap shock, WTH…

“Tuh… Risky saja mau jadi sememu Niel! Ayo ayo…”

“Gila… kegilaanmu sudah keterlaluan, dan itu cukup Cha..”

Gadis itu terdiam karena bentakanku, aku merasa bersalah, “Kau bilang kau mencintaiku…” lirihnya sambil menunduk. Jurus mata kucing lagi, tolong jangan lakukan itu!

Icha mendongak dan benar saja, dia pasang mata kucing malang yang terbuang yang membuat pertahananku luluh lantak. Dan pada akhirnya aku dan Risky terpaksa bermaafan dengan hukuman kami harus bergandengan tangan. Shit..

0o0o0o

“Kyaaa kalian itu manis sekali… syukurlah foto-foto yang aku ambil selalu di pose yang pas! Mau aku sebar di internet… Daniel, besok-besok kalian foto lagi ya!” ucap Icha dengan wajah memerah. Aku yang awalnya bersandar di kasurnya kini naik ke kasur dan menghempaskan tubuhku yang lelah. Gadis itu terus mengoceh histeris. Aku bisa hargai jika dia menjadi fujoshi buat anime, tapi jika melenceng ke dunia nyata, menjadikan kekasih sendiri sebagai kelinci percobaan, bukankah itu keterlaluan? Kau anggap aku apa cha?

Gadis itu naik ke kasurnya, memperlihatkan foto yang menurutnya sangat bagus dengan mimic imut nan antusias. Aku menatapnya, melihat lekuk bibirnya dan menelan air liurku. Cukup, kesabaranku sudah cukup.

Aku bangkit dari tidurku, dengan tiba-tiba mengecup bibir kekasihku itu dengan paksa.

PLAAK!

Sebuah tamparan panas menempel di pipiku, Icha dengan wajah memerah menatapku dengan tatapan benci, “Jangan berani-berani ka-kau!” teriaknya marah.

“Kenapa? Aku pacarmu Cha, sudah seharusnya aku dapatkan itu. Kenapa kau bersikap tidak selayaknya pacar? Kau anggap aku apa Cha?!!!”

“U-uke…” lirihnya.

“Cukup! Kita putus..” teriakku emosi. Aku keluar dari kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

Aku menengok ke belakang ternyata Icha tidak menyusulku, dia tidak benar-benar mencintaiku. Dia tidak menganggapku! Damn!

Aku hempaskan tubuhku ke kasur, menatap jendela kaca di sampingku. Jendela di kamar Icha juga terbuka tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan dari sana. Apa yang Icha pikirkan tentang kejadian barusan.

Aku mengacak rambutku gusar, menendang-nendang guling dengan emosi. Kututup mataku erat. Mimic wajah gadis itu, wajah bodohnya, senyum cerianya, tawanya, suara cemprengnya… semuanya berputar-putar di kepalaku.

Pernah Berpikir 'tuk Pergi
Dan Terlintas Tinggalkan Kau Sendiri
Sempat Ingin Sudahi Sampai Di Sini
Coba Lari Dari Kenyataan
Tapi Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu

Lalu Mau Apa Lagi
Kalau Kita Sudah Gak Saling Mengerti
Sampai Kapan Bertahan Seperti Ini
Dua Hati Bercampur Emosi
Tapi Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu

Sabar Sabar Aku Coba Sadar
Sadar Sadar Seharusnya Kita Sadar
Kau Dan Aku Tercipta
Gak Boleh Terpisah

Dan Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu

Mendengar lagu favoriteku dari slank itu menyadarkanku, kalau aku tak bisa jauh dari Icha.. dengan cepat aku menelepon gadis itu.

Tutt…

Belum diangkat..

Tuuttt

Tuutt..

“Hoaam iya Daniel Daniel?”

“Kita balikan…” ucapku dengan wajah memerah karena malu akan ketidak konsistenanku. Icha muncul dari jendela, aku pun berlari ke jendela.

Dia menatap jam tangannya, “Padahal putus belum dua puluh menit…” ucapnya dengan pokerface…

Shit… terserahlah..

0o0o0o0

Aku mengacak-acak rambut kekasihku itu dengan gemas sebelum dia masuk ke dalam sekolahnya, “Belajar yang bener, jangan nyari FS sampai lupa waktu…”

“Hehehe… iya iya uke bawel… ini shalnya jangan lupa dipakai, rajutanku sendiri karena kulihat cuaca sering hujan dan dingin.”

Aku menatap terharu, “Ternyata kau bisa feminim juga…” tanpa rasa canggung aku langsung mengecup keningnya. Kami sama-sama blushing. -////-

Mata Icha membulat seketika saat melihat Risky bergandengan tangan dan bercengkrama akrab dengan seorang cowok uke, tanpa pamit atau sebagainya Icha langsung berlari dan meneriak-teriakkan nama Risky, “Riskyy FS FS!”

Yaah paling tidak aku tidak harus direpotkan dengan FS lagi, my fujoshi girl kau aneh tapi pelengkap kehidupanku.

TAMAT

Tinggalkan koment…

No comments:

Post a Comment